SOAL NOMOR 3
1. Pendahuluan[kembali]
Penetasan telur ular python memerlukan kondisi lingkungan yang sangat stabil, terutama dalam hal suhu dan kelembapan. Perubahan kecil pada parameter tersebut dapat memengaruhi tingkat keberhasilan penetasan. Oleh karena itu, penggunaan sistem kontrol otomatis dalam inkubator menjadi penting untuk menjaga lingkungan tetap ideal sepanjang masa inkubasi.
Dalam tugas ini, dirancang sebuah rangkaian aplikasi kontrol inkubator untuk telur ular python dengan menggunakan sensor analog dan digital. Sensor analog seperti sensor suhu LM35 digunakan untuk memantau suhu secara akurat, sedangkan sensor digital seperti sensor kelembapan atau sensor pintu digunakan untuk mendeteksi kondisi biner (terbuka/tertutup, basah/kering). Sistem ini dirancang agar mengambil keputusan berdasarkan kombinasi dari dua atau lebih sensor, misalnya pemanas menyala hanya jika suhu turun di bawah ambang batas dan kelembapan terlalu rendah — dan akan mati saat kedua parameter kembali normal.
Dengan sistem kontrol ini, lingkungan inkubasi dapat dijaga secara otomatis dan optimal, meningkatkan peluang penetasan telur ular python secara sukses dan efisien tanpa pengawasan terus-menerus.
2. Tujuan[kembali]
- Merancang sistem kontrol otomatis inkubator untuk menjaga kestabilan suhu dan kelembapan sesuai kebutuhan penetasan telur ular python.
- Mengintegrasikan sensor analog dan digital untuk memantau kondisi lingkungan secara akurat dan real-time.
- Menerapkan logika kontrol berbasis kombinasi dua sensor atau lebih, untuk mengatur kerja komponen output seperti pemanas, kipas, atau alarm.
- Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses inkubasi tanpa memerlukan pengawasan manual secara terus-menerus.
- Mendukung keberhasilan penetasan telur ular python melalui pengendalian kondisi lingkungan yang konsisten dan presisi.
3. Alat dan Bahan[kembali]
- Angka rangkuman masukan biasanya di mulai dari ± 1,000000 V hingga s/d ± 1000, 000 V (Metode pemilihan rangkuman dilakukan dengan cara otomatis dan indikasi beban lebih).
- Ketelitian mutlak tercatat mencapai ± 0,005 persen dari pembacaan yang sudah dilakukan.
- Angka stabilitas untuk jangka pendek sebesar 0,002 persen dari pembacaan (periode 24 jam). Sedangkan untuk jangka panjang sebesar 0,008 persen pembacaan (periode 6 bulan).
- Resolusi untuk 1 bagian dalam 106 yaitu 1 μV bisa dibaca pada rangkuman dari masukan 1 V.
- Karakteristik masukannya yaitu tahanan masukan khas sebesar 10 MΩ dengan kapasitas masukan 40 pF.
- Kalibrasi yang standar (internal) tidak tergantung pada rangkaian ukuran yang mana telah diperoleh dari sumber referensi yang sudah stabil.
- Ada beberapa sinyal keluaran seperti perintah mencetak.
Generator daya
- Non gearbox
- Speed : 2750 rpm
- Output : DC 12V
- Arus : 35A
- Built-in regulator
- Dimensi body : panjang 11,5 cm x diameter 9,75 cm
- Berat : 2,6 kg
- Kondisi : second berkualitas
- Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
- Output voltage: dc 1~35v
- Max. Input current: dc 14a
- Charging current: 0.1~10a
- Discharging current: 0.1~1.0a
- Balance current: 1.5a/cell max
- Max. Discharging power: 15w
- Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
- Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
- Ukuran: 126x115x49mm
- Berat: 460gr
B. Bahan
- Type - NPN
- Collector-Emitter Voltage: 35 V
- Collector-Base Voltage: 35 V
- Emitter-Base Voltage: 5 V
- Collector Current: 2.5 A
- Collector Dissipation - 10 W
- DC Current Gain (hfe) - 100 to 200
- Transition Frequency - 160 MHz
- Operating and Storage Junction Temperature Range -55 to +150 °C
- Package - TO-126
Konfigurasi Common Base adalah konfigurasi yang kaki Basis-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Base, sinyal INPUT dimasukan ke Emitor dan sinyal OUTPUT-nya diambil dari Kolektor, sedangkan kaki Basis-nya di-ground-kan. Oleh karena itu, Common Base juga sering disebut dengan istilah “Grounded Base”. Konfigurasi Common Base ini menghasilkan Penguatan Tegangan antara sinyal INPUT dan sinyal OUTPUT namun tidak menghasilkan penguatan pada arus.
Konfigurasi Common Collector (CC) atau Kolektor Bersama memiliki sifat dan fungsi yang berlawan dengan Common Base (Basis Bersama). Kalau pada Common Base menghasilkan penguatan Tegangan tanpa memperkuat Arus, maka Common Collector ini memiliki fungsi yang dapat menghasilkan Penguatan Arus namun tidak menghasilkan penguatan Tegangan. Pada Konfigurasi Common Collector, Input diumpankan ke Basis Transistor sedangkan Outputnya diperoleh dari Emitor Transistor sedangkan Kolektor-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Konfigurasi Kolektor bersama (Common Collector) ini sering disebut juga dengan Pengikut Emitor (Emitter Follower) karena tegangan sinyal Output pada Emitor hampir sama dengan tegangan Input Basis.
Komponen Input
- Tipe Output: Analog (tegangan)
- Skala Output: 10 mV/°C (contoh: 25°C → 250 mV)
- Rentang Pengukuran:
- LM35: 0°C hingga +100°C
- LM35C atau LM35D: -40°C hingga +110°C (tergantung tipe)
- Tegangan Operasi: 4V hingga 30V DC
- Akurasi: ±0.5°C pada 25°C
- Respon Linier: Perubahan suhu menghasilkan perubahan tegangan secara linier
- Konsumsi Arus: Rendah, sekitar 60 μA
- Kalibrasi: Tidak memerlukan kalibrasi eksternal
- Keluaran Langsung dalam Celsius: Tidak perlu konversi tambahan
- Fisik: Dikemas seperti transistor kecil (TO-92), mudah digunakan pada breadboard atau PCB
- Komponen Output
- Output: Analog (mV), perlu modul seperti HX711.
- Rentang: Tersedia dalam berbagai kapasitas (misal 1–10 kg).
- Akurasi: Tinggi, mampu deteksi perubahan berat kecil.
- Prinsip Kerja: Menggunakan strain gauge.
- Tegangan: Umumnya 5V (dengan modul penguat).
- Output: Analog (tegangan proporsional terhadap kelembapan).
- Rentang Pengukuran: 0% – 100% RH.
- Tegangan Operasi: 2.7V – 5.5V.
- Akurasi: ±3,5% RH (tipikal).
- Respon Cepat dan konsumsi daya rendah.
- Kompak dan mudah digunakan dengan mikrokontroler.
- Superior Weather Resistance
- 5mm Round Standard Directivity
- Uv Resistant Eproxy
- Forward Current (If): 30ma
- Forward Voltage (Vf): 1.8v To 2.4v
- Reverse Voltage: 5v
- Operating Temperature: -30℃ To +85℃
- Storage Temperature: -40℃ To +100℃
- Luminous Intensity: 20mcd
- Infra merah : 1,6 V.
- Merah : 1,8 V – 2,1 V.
- Oranye : 2,2 V.
- Kuning : 2,4 V.
- Hijau : 2,6 V.
- Biru : 3,0 V – 3,5 V.
- Putih : 3,0 – 3,6 V.
- Ultraviolet : 3,5 V.
4. Dasar Teori[kembali]
OP-AMP
Op-amp sebagai voltage follower
a) Prosedur[kembali]

b) Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja [kembali]
Prinsip Kerja :












Komentar
Posting Komentar