SOAL NOMOR 2

  


  1. Pendahuluan[kembali]

 Perkembangan teknologi otomasi telah memberikan banyak kemudahan dalam berbagai bidang, salah satunya dalam sektor pertanian modern. Salah satu aplikasi teknologi tersebut adalah sistem kontrol otomatis pada greenhouse (rumah kaca). Greenhouse berfungsi sebagai tempat budidaya tanaman dengan pengendalian iklim mikro secara mandiri agar tanaman dapat tumbuh optimal tanpa terlalu bergantung pada kondisi cuaca luar.

    Dalam tugas ini, dirancang sebuah rangkaian aplikasi kontrol greenhouse yang menggunakan berbagai input sensor seperti sensor suhu, kelembapan, cahaya, dan sensor hujan. Data dari sensor-sensor tersebut digunakan untuk mengatur komponen output seperti kipas, pemanas, pompa air, dan motor penggerak atap secara otomatis. Dengan demikian, sistem ini dapat menjaga kondisi lingkungan di dalam greenhouse tetap ideal bagi pertumbuhan tanaman.

    Penerapan sistem kontrol otomatis ini tidak hanya meningkatkan efisiensi energi dan penggunaan air, tetapi juga meminimalisasi intervensi manual, sehingga cocok untuk pertanian berkelanjutan dan cerdas (smart farming).

  2. Tujuan[kembali]

  1. Merancang sistem kontrol otomatis untuk greenhouse yang mampu memantau dan mengatur kondisi lingkungan secara real-time.
  2. Mengintegrasikan berbagai sensor (suhu, kelembapan, cahaya, hujan, dll.) sebagai input untuk mendeteksi perubahan kondisi di dalam maupun di luar greenhouse.
  3. Mengendalikan aktuator atau komponen output seperti kipas, pemanas, motor atap, atau pompa air berdasarkan data dari sensor.
  4. Meningkatkan efisiensi pertanian melalui otomasi, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada pengawasan manual.
  5. Mendukung penerapan pertanian cerdas (smart farming) yang berbasis teknologi dan ramah lingkungan.

  3. Alat dan Bahan[kembali]

A. Alat

    Instrument

1. Voltmeter

    Voltmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besara tegangan atau beda potensial listrik antara dua titik pada suatu rangkaian listrik yang dialiri arus listrik. Pada alat ukur voltmeter ini biasanya ditemukan tulisan voltmeter (V), milivoltmeter (mV), mikrovoltmeter, dan kilovolt (kV). Sekarang ini, voltmeter ditemukan dalam dua jenis yaitu voltmeter analog (jarum penunjuk) dan voltmeter digital. Voltmeter memiliki batas ukur tertentu, yakni nilai tegangan maksimum yang dapat diukur oleh voltmeter tersebut.

Spesifikasi :
  1. Angka rangkuman masukan biasanya di mulai dari ± 1,000000 V hingga s/d ± 1000, 000 V (Metode pemilihan rangkuman dilakukan dengan cara otomatis dan indikasi beban lebih).
  2. Ketelitian mutlak tercatat mencapai ± 0,005 persen dari pembacaan yang sudah dilakukan.
  3. Angka stabilitas untuk jangka pendek sebesar 0,002 persen dari pembacaan (periode 24 jam). Sedangkan untuk jangka panjang sebesar 0,008 persen pembacaan (periode 6 bulan).
  4. Resolusi untuk 1 bagian dalam 106 yaitu 1 μV bisa dibaca pada rangkuman dari masukan 1 V.
  5. Karakteristik masukannya yaitu tahanan masukan khas sebesar 10 MΩ dengan kapasitas masukan 40 pF.
  6. Kalibrasi yang standar (internal) tidak tergantung pada rangkaian ukuran yang mana telah diperoleh dari sumber referensi yang sudah stabil.
  7. Ada beberapa sinyal keluaran seperti perintah mencetak.

Generator daya

1. Generator dc

    Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah.

Spesifikasi: 
  1. Non gearbox
  2. Speed : 2750 rpm
  3. Output : DC 12V
  4. Arus : 35A
  5. Built-in regulator
  6. Dimensi body : panjang 11,5 cm x diameter 9,75 cm
  7. Berat : 2,6 kg
  8. Kondisi : second berkualitas
2. Baterai
    Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat mengubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. 

Spesifikasi dan Pinout Baterai
  1. Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
  2. Output voltage: dc 1~35v
  3. Max. Input current: dc 14a
  4. Charging current: 0.1~10a
  5. Discharging current: 0.1~1.0a
  6. Balance current: 1.5a/cell max
  7. Max. Discharging power: 15w
  8. Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
  9. Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
  10. Ukuran: 126x115x49mm
  11. Berat: 460gr

B. Bahan

1. Resistor
    Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm.

    Spesifikasi dari Resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan ke dalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.


Spesifikasi

    Resistor adalah komponen elektronika pasif yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian elektronika karena dia berfungsi sebagai penghambat arus listrik. Bila kita menginginkan arus yang besar maka kita pasang resistor yang nilai resistansinya kecil, mendekati nol atau sama dengan nol atau tidak dipasang sama sekali dengan demikian arus tidak lagi dibatasi. Resistor berfungsi sebagai  Penghambat arus listrik, Sebagai tahanan arus listrik agar listrik yang melewati resistor di hambat melalui karbon yang berada di dalam tubuh resistor menjadi di perkecil apabila resistansinya besar, Sebagai tahanan arus listrik agar listrik yang melewati resistor di hambat melalui karbon yang berada di dalam tubuh resistor menjadi di perkecil apabila resistansinya besar.

2. Dioda 1N4002


Spesifikasi :


3. Transistor BC547
Spesifikasi
  1. Type - NPN
  2. Collector-Emitter Voltage: 35 V
  3. Collector-Base Voltage: 35 V
  4. Emitter-Base Voltage: 5 V
  5. Collector Current: 2.5 A
  6. Collector Dissipation - 10 W
  7. DC Current Gain (hfe) - 100 to 200
  8. Transition Frequency - 160 MHz
  9. Operating and Storage Junction Temperature Range -55 to +150 °C
  10. Package - TO-126

Konfigurasi Transistor:


    Konfigurasi Common Base adalah konfigurasi yang kaki Basis-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT.  Pada Konfigurasi Common Base, sinyal INPUT dimasukan ke Emitor  dan sinyal OUTPUT-nya diambil dari Kolektor, sedangkan kaki Basis-nya di-ground-kan. Oleh karena itu, Common Base juga sering disebut dengan istilah “Grounded Base”. Konfigurasi Common Base ini menghasilkan Penguatan Tegangan antara sinyal INPUT dan sinyal OUTPUT namun tidak menghasilkan penguatan pada arus.

    Konfigurasi Common Collector (CC) atau Kolektor Bersama memiliki sifat dan fungsi yang berlawan dengan Common Base (Basis Bersama). Kalau pada Common Base menghasilkan penguatan Tegangan tanpa memperkuat Arus, maka Common Collector ini memiliki fungsi yang dapat menghasilkan Penguatan  Arus namun tidak menghasilkan penguatan Tegangan. Pada Konfigurasi Common Collector, Input diumpankan ke Basis Transistor sedangkan Outputnya diperoleh dari Emitor Transistor sedangkan Kolektor-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Konfigurasi Kolektor bersama (Common Collector) ini sering disebut juga dengan Pengikut Emitor (Emitter Follower) karena tegangan sinyal Output pada Emitor hampir sama dengan tegangan Input Basis.

    Konfigurasi Common Emitter (CE) atau Emitor Bersama merupakan Konfigurasi Transistor yang paling sering digunakan, terutama pada penguat yang membutuhkan penguatan Tegangan dan Arus secara bersamaan. Hal ini dikarenakan Konfigurasi Transistor dengan Common Emitter ini menghasilkan penguatan Tegangan dan Arus antara sinyal Input dan sinyal Output. Common Emitter adalah konfigurasi Transistor dimana kaki Emitor Transistor di-ground-kan dan dipergunakan bersama untuk INPUT dan OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Emitter ini, sinyal INPUT dimasukan ke Basis dan sinyal OUTPUT-nya diperoleh dari kaki Kolektor.

4. Op-Amp LM124

    Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional.

Konfigurasi LM124



Komponen Input

1. Rain Sensor

    Rain sensor adalah perangkat elektronik yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan atau intensitas air hujan. Sensor ini umumnya terdiri dari permukaan konduktif berupa jalur logam (seperti tembaga) yang akan mengalami perubahan resistansi saat terkena tetesan air. Ketika air hujan membasahi permukaan sensor, terjadi peningkatan konduktivitas yang akan menghasilkan sinyal listrik sebagai respons.

Sinyal tersebut dapat digunakan oleh sistem kontrol otomatis untuk mengambil tindakan tertentu, seperti menutup atap greenhouse, menghentikan sistem irigasi, atau memberikan peringatan dini terhadap perubahan cuaca. Rain sensor banyak digunakan dalam sistem pertanian otomatis, sistem wiper mobil, dan perangkat rumah pintar.

Grafik rain sensor

Karakteristik
  1. Output: Digital (HIGH/LOW) atau analog, tergantung jenisnya.
  2. Tegangan Operasi: Umumnya 3.3V – 5V.
  3. Sensitivitas: Bisa diatur dengan potensiometer (pada modul tertentu).
  4. Respon Cepat: Langsung mendeteksi saat ada atau tidak ada air.
  5. Konsumsi Daya: Rendah, cocok untuk sistem hemat energi.
  6. Komponen Utama: Papan elektroda dan modul pembaca sinyal.

2. Sensor UV

    Sensor UV adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur intensitas sinar ultraviolet (UV) dari cahaya matahari atau sumber cahaya lainnya. Sensor ini bekerja dengan cara mengubah radiasi UV menjadi sinyal listrik yang dapat dibaca oleh sistem mikrokontroler. Sensor UV biasanya digunakan untuk memantau paparan sinar UV yang berlebihan, yang dapat berbahaya bagi kesehatan manusia maupun tanaman.

Grafik Sensor UV


Karakteristik
  1. Rentang Deteksi: 200–400 nm (UV-A/B/C).
  2. Output: Analog atau digital, tergantung jenis sensor.
  3. Tegangan Operasi: 3.3V – 5V.
  4. Respon Cepat dan konsumsi daya rendah.
  5. Aplikasi: Monitoring sinar UV di greenhouse, alat pelindung UV, dan perangkat cuaca.

3. Sensor Suhu (LM 35)
    Sensor suhu LM35 adalah sensor analog yang digunakan untuk mengukur suhu dalam satuan derajat Celsius. LM35 menghasilkan tegangan keluaran yang sebanding (linier) dengan suhu yang terukur, yaitu sebesar 10 mV untuk setiap 1°C. Misalnya, jika suhu 30°C, maka output-nya adalah 300 mV.

LM35 memiliki keunggulan seperti akurasi tinggi, tidak memerlukan kalibrasi eksternal, dan konsumsi daya rendah. Sensor ini banyak digunakan dalam proyek elektronik, sistem monitoring suhu, dan alat pengatur suhu otomatis, karena mudah dihubungkan ke mikrokontroler atau rangkaian analog seperti op-amp.

Grafik Respon Sensor

Karakteristik
  1. Tipe Output: Analog (tegangan)
  2. Skala Output: 10 mV/°C (contoh: 25°C → 250 mV)
  3. Rentang Pengukuran:
  4. LM35: 0°C hingga +100°C
  5. LM35C atau LM35D: -40°C hingga +110°C (tergantung tipe)
  6. Tegangan Operasi: 4V hingga 30V DC
  7. Akurasi: ±0.5°C pada 25°C
  8. Respon Linier: Perubahan suhu menghasilkan perubahan tegangan secara linier
  9. Konsumsi Arus: Rendah, sekitar 60 μA
  10. Kalibrasi: Tidak memerlukan kalibrasi eksternal
  11. Keluaran Langsung dalam Celsius: Tidak perlu konversi tambahan
  12. Fisik: Dikemas seperti transistor kecil (TO-92), mudah digunakan pada breadboard atau PCB
Komponen Output

1. LED   
           

       Komponen elektronika yang dapat memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.

Konfigurasi pin

-Pin 1 : Positive Terminal Of Led
-Pin 2 : Negative Terminal Of Led

Spesifikasi 
  1. Superior Weather Resistance
  2. 5mm Round Standard Directivity
  3. Uv Resistant Eproxy
  4. Forward Current (If): 30ma
  5. Forward Voltage (Vf): 1.8v To 2.4v
  6. Reverse Voltage: 5v
  7. Operating Temperature: -30℃ To +85℃
  8. Storage Temperature: -40℃ To +100℃
  9. Luminous Intensity: 20mcd

Tegangan LED menurut warna:
  1. Infra merah : 1,6 V.
  2. Merah : 1,8 V – 2,1 V.
  3. Oranye : 2,2 V.
  4. Kuning : 2,4 V.
  5. Hijau : 2,6 V.
  6. Biru : 3,0 V – 3,5 V.
  7. Putih : 3,0 – 3,6 V.
  8. Ultraviolet : 3,5 V.
2. Relay

    Relay adalah komponen elektronika berupa sakelar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas sakelar dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak sakelar akan menutup. Pada saat arus hentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak sakelar kembali terbuka. Relay biasanya digunakan untuk menggerakkan arus / tegangan yang besar (misalnya peralatan listrik 4 A / AC 220 V) dengan memakai arus / tegangan yang kecil (misalnya 0.1 A / 12 Volt DC). 

Gambar Bentuk dan Simbol Relay

Gambar bentuk dan Simbol relay
Spesifikasi 



Konfigurasi pin

3. Motor DC

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa motor terdiri atas 2 bagian utama yaitu stator dan motor. Pada stator terdapat lilitan (winding) atau magnet permanen, sedangkan rotor adalah bagian yang dialiri dengan sumber arus DC. Arus yang melalui medan magnet inilah yang menyebabkan rotor dapat berputar. Arah gaya elektromagnet yang ditimbulkan akibat medan magnet yang dilalui oleh arus dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan.

Konfigurasi pin
Spesifikasi

4. Buzzer
    Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Buzzer ini biasa dipakai pada sistem alarm. Juga bisa digunakan sebagai indikasi suara. Buzzer adalah komponen elektronika yang tergolong tranduser. Sederhananya buzzer mempunyai 2 buah kaki yaitu positif dan negatif. Untuk menggunakannya secara sederhana kita bisa memberi tegangan positif dan negatif 3 - 12V.
Buzzer

  4. Dasar Teori[kembali]

OP-AMP

1. Op Amp Sebagai Penguat Non Inverting

    Penguat Non Inverting adalah suatu rangkaian penguat yang berfungsi menguatkaan sinyal dan hasil sinyal yang dikuatkan tetap sefasa dengan sinyal inputannya, hasil dari sinyal input dan output rangkaian non inverting dapat dilihat pada Gambar 1. Pada dasarnya penguat non inverting digunakan sebagai pengkondisi sinyal inputan sensor yang terlalu kecil sehingga dibutuhkan penguatan untuk diproses. intinya penguat non inverting ke balikkan dari penguat inverting.
Gambar 1 Rangkaian Penguat Non Inverting

Keterangan Gambar
    Vin : Tegangan Masukan
    Vout : Tegangan Keluaran
    Rg : Resistansi ground 
    Rf : Resistansi feedback

Gambar 2 Sinyal Input dan Output Penguat Non Inverting

Fungsi Penguat Non Inverting
    Fungsi dari penguat non inverting kurang lebih sama dengan penguat inverting hanya saja polaritas output yang dihasilkan sama dengan sinyal inputnya. Keluaran sensor dan tranduser pada umumnya mempunyai tegangan yang sangat kecil hingga mikro volt, sehingga diperlukan penguat dengan impedansi masukan rendah.  Rangkaian penguat non inverting akan menerima arus atau tegangan dari tranduser sangat kecil dan akan membangkitkan arus atau tegangan yang lebih besar

Rumus Op Amp Non Inverting
Gambar 3 Penjabaran Rangkaian Penguat Non Inverting untuk mempermudah penurunan rumus

Rumus mencari tegangan output yaitu:
Rumus mencari besar penguatannya yaitu sebagai berikut:

 

Op-amp sebagai voltage follower

    Op-Amp Voltage Follower (atau dikenal juga sebagai Unity-gain Amplifier atau Buffer Amplifier) adalah rangkaian Op-Amp yang memiliki penguatan atau gain (A) tegangan sebesar 1x. Dengan kata lain, Op-Amp tidak memberikan amplifikasi ataupun atenuasi terhadap sinyal inputnya. Yang artinya keluaran dari Op-Amp sama dengan masukannya.
Rangkaian Op-Amp Voltage Follower.

Cara Kerja Rangkaian Op-Amp Voltage Follower.

b. Resistor




    Resistor merupakan salah satu komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir pada suatu rangkaian dan berfungsi sebagai terminal antara dua komponen elektronika. Tegangan pada suatu resistor sebanding dengan arus yang melewatinya (V=I R).
Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan gelang warna:
1. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang pertama
2. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang kedua
3. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ketiga
4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10(10^n)

Resistor di pasaran





c.  Dioda 1N4002



    Dioda adalah komponen elektronika yang terdiri dari dua kutub dan berfungsi menyearahkan arus. Komponen ini terdiri dari penggabungan dua semikonduktor yang masing-masing diberi doping (penambahan material) yang berbeda, dan tambahan material konduktor untuk mengalirkan listrik.

Dalam ilmu fisika dioda digunakan untuk penyeimbang arah rangkaian elektronika. Elektronika memiliki dua terminal yaitu anoda berarti positif dan katoda berarti negatif. Prinsip kerja dari anode berdasarkan teknologi pertemuan positif dan negative semikonduktor. Sehingga anode dapat menghantarkan arus litrik dari anoda menuju katoda, tetapi tika sebaliknya katoda ke anoda.

Dioda digambarkan seperti sebuah switch/saklar dimana saklar tersebut hanya akan bekerja di beri tegangan atau arah arus sesuai dengan polaritas kaki ioda itu sendiri. Pada arah bias maju, bias kaki anoda diberikan tegangan (+) dan tegangan (-) pada katoda maka dioda akan dapat mengalirkan arus pada satu arah. Sedangkan pada arah arus mundur bias dimana kaki anoda diberi tegangan (-) dan tegangan (+) pada katoda maka saklar menjadi terbuka atau saklar OFF.

d. Transistor BC547

    Transistor adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor.
1. Emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.
2. Kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam transistor.
3. Basis (B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor melalui kolektor.
Jenis-jenis Transistor Bipolar

Transistor Bipolar terdiri dari dua jenis yaitu Transistor NPN dan Transistor PNP. • Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.
• Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor.
Rumus



3 konfigurasi transistor bipolar

Cara mengukur transistor bipolar

Karakteristik input

    Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor.
Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.

Karakteristik output

    Sebuah transistor memiliki empat daerah operasi yang berbeda yaitu daerah aktif, daerah saturasi, daerah cutoff, dan daerah breakdown. Jika transistor digunakan sebagai penguat, transistor bekerja pada daerah aktif. Jika transistor digunakan pada rangkaian digital, transistor biasanya beroperasi pada daerah saturasi dan cutoff. Daerah breakdown biasanya dihindari karena resiko transistor menjadi hancur terlalu besar.

Gelombang I/O Transistor

e. Op-Amp LM124
    Penguat operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang besar serta impedansi keluaran yang kecil.

Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:
a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)

Rangkaian dasar Op-Amp


Konfigurasi PIN
Spesifikasi:

Respons karakteristik kurva I-O:


  5. Percobaan[kembali]

    a) Prosedur[kembali]

    b) Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja [kembali]


        

        1. Rain Sensor

Prinsip Kerja : 
Sensor hujan yang digunakan adalah modul sensor hujan tipe YL-83 yang terdiri dari pelat deteksi (sensor pad) dan modul komparator. Saat tidak ada air (kondisi kering) pada pelat sensor, resistansi antara jalur-jalur logam pada pelat sangat tinggi, sehingga tegangan output digital dari modul menjadi HIGH (logika 1). Output ini masuk ke basis transistor melalui resistor, tetapi tidak cukup besar untuk mengaktifkan transistor, sehingga transistor dalam keadaan OFF dan lampu indikator LED (D3) juga mati.

Namun, ketika terjadi hujan, air menetes pada pelat sensor dan menciptakan jalur konduktif di antara garis-garis logam, menyebabkan resistansi menurun. Hal ini membuat arus mengalir di antara pin sensor dan tegangan output digital dari modul menjadi LOW (logika 0). Tegangan ini cukup untuk mengaktifkan transistor, yang dalam rangkaian ini menggunakan konfigurasi fixed bias atau emitter-stabilized bias. Setelah transistor aktif, arus mengalir dari power supply melalui beban (seperti relay atau lampu LED) dan LED indikator akan menyala, menunjukkan bahwa hujan telah terdeteksi.

        2. Sensor UV


Prinsip Kerja :
Sensor cahaya yang digunakan dalam rangkaian ini adalah LDR (Light Dependent Resistor), yaitu komponen yang resistansinya menurun saat intensitas cahaya meningkat. Saat cahaya matahari terang, resistansi LDR menurun, menyebabkan tegangan pada titik input non-inverting op-amp (U1) meningkat. Op-amp U1 disusun sebagai komparator, di mana tegangan referensi pada input inverting ditentukan oleh pembagi tegangan dari potensiometer (RV1).

Jika tegangan pada LDR (Vin+) lebih besar dari tegangan referensi (Vref), maka output dari op-amp akan menjadi tinggi (sekitar +5V). Tegangan tinggi ini diteruskan ke basis transistor Q1 yang menggunakan konfigurasi emitter stabilized bias, sehingga transistor menjadi aktif. Akibatnya, arus dari power supply mengalir melalui kolektor ke emitor transistor, lalu ke relay.

Ketika relay aktif, maka beban seperti lampu, kipas, atau sistem kontrol shading akan menyala sebagai respons terhadap intensitas cahaya matahari tinggi. Sebaliknya, saat cahaya redup atau gelap (malam hari atau cuaca mendung), resistansi LDR tinggi, tegangan input op-amp menjadi lebih kecil dari Vref, output op-amp LOW, transistor OFF, dan beban akan mati.

   
        3. Sensor Suhu

Prinsip Kerja :
Bagian Atas (Deteksi Suhu Tinggi)
Ketika suhu naik dan output tegangan dari sensor LM35 lebih besar dari tegangan referensi, maka op-amp akan menghasilkan output tinggi. Sinyal ini mengaktifkan transistor yang kemudian mengaktifkan relay. Relay ini akan menyalakan beban, seperti kipas pendingin atau alarm, sebagai respons terhadap suhu yang terlalu panas. LED indikator juga menyala sebagai penanda bahwa suhu tinggi telah terdeteksi.

Bagian Bawah (Deteksi Suhu Rendah)
Ketika suhu turun di bawah ambang yang diatur, tegangan dari LM35 menjadi lebih kecil dari tegangan referensi. Hal ini menyebabkan output op-amp menjadi tinggi, mengaktifkan transistor dan relay. Relay kemudian dapat menyalakan pemanas (heater) untuk menjaga suhu tetap stabil. LED menyala sebagai indikator bahwa suhu rendah sedang terjadi.


   c) Video Simulasi [kembali]



 6. Download File[kembali] 

- Rangkaian 2.28 [Download]
- Vidio rangkaian 2.38 [Download]

Komentar

Postingan populer dari blog ini